Terima Kasih KSA, terima Kasih Pejuang KSA
Perbaikan demi
perbaikan terus dilakukan oleh BPS dalam rangka meningkatkan kualitas
data, tak terkecuali data luas panen dan produksi padi yang sejak tahun
1997 menyeruak polemik ketidakakuratan penghitungan data tersebut. Studi
yang dilakukan BPS bekerjasama dengan Japan International Cooperation
Agency (JICA) pada tahun 2015 menunjukkan adanya overestimate dalam
perhitungan luas panen.
Menyadari kekurangan dalam perhitungan data
tersebut, pada tahun 2015, BPS bekerjasama dengan BPPT, BPN/kementrian
ATR, Badan Informasi dan Geospasial, serta LAPAN berupaya memperbaiki
metodologi tersebut dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA). Metode ini
menggunakan citra satelit dan peta lahan baku sawah. Ditambah dengan
penyempurnaan penghitungan produktifitas per hektar dan angka konversi,
akurasi penghitungan luas panen dan produksi padi bisa
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Khusus untuk Sulawesi Utara, Produksi Padi pada bulan januari-september 2018 sebesar
287,92 ribu ton, dengan luas panen 64,28 ribu hektar. Metode ini juga
bisa menghitung potensi produksi padi dan luas panen 3 bulan kedepan
berdasarkan fase tumbuh tanaman padi sehingga bisa memberikan gambaran
hingga akhir tahun 2018. Potensi produksi padi sulawesi utara bulan
Oktober-Desember 2018 sebesar 78,8 ribu ton sehingga diperkirakan pada
akhir 2018 total produksi padi 366,72 ribu ton. Sedangkan potensi luas
panen pada bulan Oktober-Desember 2018 sebesar 17,76 ribu hektar dan
total luas panen pada akhir tahun 2018 diperkirakan sebesar 82,05 ribu
hektar.
Berdasarkan produksi padi tahun 2018, Propinsi Sulawesi
Utara menempati urutan 21 dari 34 propinsi. Sedangkan di pulau Sulawesi,
sulawesi utara masih dibawah sulawesi selatan, sulawesi tengah, dan
sulawesi tenggara dalam memproduksi padi. Hal ini menunjukkan sulawesi
utara bukanlah wilayah potensi tanaman pangan khususnya padi.
Apakah Data Luas Panen dan Produksi Padi Kota Bitung tersedia? Data yang
disajikan hanya sampai tingkat Propinsi, dimana pelaksanaan survei KSA
menyebar secara acak di seluruh kabkot termasuk Kota Bitung. Penyebaran
sampel sudah memperhitungkan potensi tanaman padi di masing" wilayah
sehingga dapat merepresentasikan kondisi aktual dari wilayah tersebut.
Semakin besar potensinya, semakin besar sampel yang terpilih.
3
tahun sejak 2015 bukan waktu yang lama, dan juga bukan waktu yang cepat,
yang pasti selama itu pejuang data yang ada di berbagai pihak baik
dalam merencanakan, melaksanakan, maupun menganalisis hasil akhir telah
berusaha maksimal dan patut diapresiasi upayanya dalam memperbaiki
kualitas data demi INDONESIA yang lebih baik.
Sekali lagi, Terima Kasih KSA, Terima Kasih Pejuang KSA.