Jakarta - "Kita ingin
meningkatkan integrasi data dengan satu data," ujar Kepala BPS, Kecuk
Suhariyanto mengawali kegiatan “Sosialisasi Satu Data Indonesia Menuju Revolusi Industri 4.0” di Swiss-Belhotel Mangga Besar Jakarta, (24/11).
Sosialisasi ini mengundang kepala pusat data dan informasi
kementerian/lembaga; kepala dinas komunikasi, informatika, dan statistik
provinsi seluruh Indonesia; serta kepala BPS provinsi seluruh
Indonesia. Para pakar dihadirkan sebagai narasumber, yaitu M. Ari
Nugraha (Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS), Yanuar
Nugroho (Deputi II Kepala Staf Kepresidenan), dan Yudho Giri Sucahyo
(Praktisi IT). Sebagai moderator adalah Sekretaris Utama BPS, Adi
Lumaksono.
"Statistik bukan hanya dihasilkan BPS, ada statistik
sektoral yg dikumpulkan kementerian/lembaga, juga ada statistik khusus.
Bagaimana kita menggabungkan tiga statistik ini menjadi satu kesatuan
Sistem Statistik Nasional," ujar Kecuk. Pada tingkat nasional, data
statistik sektoral disajikan dalam publikasi Statistik Indonesia,
sedangkan di tingkat daerah dalam publikasi Daerah Dalam Angka.
Beberapa kajian data telah dilakukan di beberapa provinsi dan ditemukan
adanya inkonsistensi penyajian data, baik di level nasional, provinsi,
maupun kabupaten/kota. "Kalau disandingkan dengan data yang ada tidak
konsisten. Perlu ditelusuri apakah ada perbedaan kondef (konsep
definisi, red)," lanjut Kecuk. Persoalan ini juga ditambah dengan belum
kuatnya forum data di pusat dan di daerah.
Satu Data Indonesia
saat ini sedang diupayakan dalam Rancangan Peraturan Presiden. Kecuk
juga menjelaskan saat ini sedang dikembangkan Sistem Data Statistik
Terintegrasi (SimDaSi), sebuah implementasi dari penerapan
prinsip-prinsip satu data dalam kompilasi data statistik sektoral, yang
dapat menjadi solusi dalam mengatasi inkonsistensi data sektoral.
SimDaSi dikembangkan menyesuaikan dengan kesiapan
kementerian/lembaga/dinas/instansi dalam men-support data.
#GerakanCintaData
#FaktaData